Perbedaan Tingkat Akulturasi antara Mahasiswa Etnik Bali dan Mahasiswa Etnik Papua Ditinjau dari DukunganSosial di Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
Perbedaan Tingkat Akulturasi antara Mahasiswa Etnik Bali dan
Mahasiswa Etnik Papua Ditinjau dari DukunganSosial
di Universitas Sebelas Maret Surakarta
The Difference Of Acculturation Between Balinese and Papuan Students Observed from Social Support inSebelas Maret University Surakarta
Rahayan Sadhu Pramesti, Nugraha Arif Karyanta, Arista Adi Nugroho
Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret
ABSTRAK
Mahasiswa yang berasal dari etnik Bali dan mahasiswa yang berasal dari etnik papua yang berkuliah di Universitas Sebelas Maret Surakarta merupakan mahasiswa etnik minoritas. Mereka diharapkan mampu beradaptasi dengan lingkungan baru dimana etnik Jawa sebagai etnik mayoritas. Dalam membantu proses akulturasi, mahasiswa perantau memerlukan dukungan sosial dari orang-orang yang ada disekitarnya seperti, orang tua, komunitas etnik, teman kuliah dan masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat akulturasi antara mahasiswa etnik Bali dan etnik Papua di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif komparatif. Responden penelitian berjumlah 72 mahasiswa, terdiri dari 37 mahasiswa etnik Bali dan 35 mahasiswa etnik Papua di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Teknik pengambilan sampel dengan cara studi populasi. Alat pengumpul data menggunakan skala akulturasi yang merupakan adaptasi dari Suinn-Lew Asian Self-Identity Acculturation Scale (SL-ASIA) dengan indeks daya beda 0,516 – 0,896 dan reliabilitas 0,955; serta menggunakan skala dukungan sosial yang merupakan modifikasi dari aspek dukungan sosial Sarafino (1996), dengan indeks daya beda 0,304 – 0,637 dengan reliabilitas 0,880. Analisis menggunakan Two Way Anova.
Hasil analisis Two Way Anova untuk akulturasi ditinjau dukungan sosial dari diperoleh Fhit > Ftabel yaitu 8,300 > 3,14 maka hipotesis diterima, artinya terdapat perbedaan akulturasi antara mahasiswa etnik Bali dan mahasiswa etnik Papua ditinjau dari dukungan sosial. Mahasiswa etnik Bali memiliki nilai akulturasi dengan dukungan sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa etnik Papua. Hasil uji t-test untuk mahasiswa etnik Bali dan mahasiswa etnik Papua diperoleh t tabel = 2,0003 sehingga thitung > ttabel (2,350 > 2,0003) maka hipotesis diterima, artinya terdapat perbedaan akulturasi pada mahasiswa etnik Bali dan mahasiswa etnik Papua. Mahasiswa etnik Bali memiliki tingat akulturasi yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa etnik Papua.
Kata kunci: akulturasi, dukungan sosial, mahasiswa etnik Bali, mahasiswa etnik Papua.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.13057/wacana.v9i2.111
Copyright (c)
Jurnal Wacana
Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS)
Gedung D Fakultas Kedokteran
Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan, Jebres, Surakarta Jawa Tengah 57126
email : wacana@mail.uns.ac.id
Phone : 081326277762