Studi Kasus Proses Pencapaian Kebahagiaan Pada Wanita Penyandang Tuna Daksa Pelaku Pernikahan Di Bawah Tangan
Abstract
ABSTRAK
Kebahagiaan menjadi dambaan setiap individu yang dijadikan sebagai tujuan hidup. Kebahagiaan diraih tidak hanya melalui peristiwa yang menyenangkan, seperti halnya yang terjadi pada wanita penyandang tuna daksa pelaku pernikahan di bawah tangan yang menjalani kehidupannya penuh dengan kejadian yang tidak menyenangkan, namun wanita penyandang tuna daksa harus tetap berusaha dan berproses untuk mencapai sebuah kebahagiaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan proses pencapaian kebahagiaan wanita penyandang tuna daksa pelaku pernikahan di bawah tangan sekaligus mendalami tahapan yang saat ini telah dicapai. Selain itu juga untuk menelusuri mengenai faktor dan dampak yang dirasakan subjek yang melakukan pernikahan di bawah tangan. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang wanita penyandang tuna daksa bawaan sejak lahir dengan usia 24 tahun dan sudah memiliki pengalaman menikah di bawah tangan. Metode penelitian yang digunakan adalah riwayat hidup, wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menggambarkan adanya serangkaian proses pencapaian kebahagiaan yang dilalui wanita penyandang tuna daksa pelaku pernikahan di bawah tangan dimulai dari pengalaman tragis (tragic event) atau kejadian yang tidak menyenangkan sebagai wanita penyandang tuna daksa bawaan sejak lahir dan menikah di bawah tangan. Secara keseluruhan dari proses yang dijalani subjek saat ini subjek masih berada pada tahap pemahaman diri (self insight) sehingga kebahagiaan belum sepenuhnya dirasakan karena adanya hambatan secara personal (masalah mental : terkucilkan sejak kecil, tidak mendapat kasih sayang atau cinta orangtua dan dianggap aib keluarga) dan sosial (kebutuhan dasar atas rasa aman, kasih sayang dan penghargaan) yang tidak terselesaikan secara baik akibat pengendalian diri subjek juga yang kurang terbentuk secara baik. Faktor yang melatar belakangi subjek melakukan pernikahan di bawah tangan adalah a) faktor hamil diluar nikah, b) faktor ekonomi dan c) faktor pemahaman masyarakat yang kurang pada pentingnya pencatatan pernikahan. Dampak-dampak dari pernikahan di bawah tangan yang harus diterima subjek adalah : a) dampak positif, menikah di bawah tangan menjadi satu-satu nya solusi sementara di tengah kondisi subjek yang hamil di luar nikah untuk menghindari aib keluarga. b) dampak negatif, subjek tidak mendapatkan hak sebagai istri, sulit menuliskan status pernikahan di KTP, status anak yang tidak jelas dalam kehidupan sosial, selain itu secara psikologis subjek juga merasa khawatir akan masa depan dirinya dan anak, tidak mendapatkan nafkah lahir batin, beban fisik dan psikis subjek sebagai istri menjadi lebih berat dengan menjadi tulang punggung keluarga, dan anak menjadi terlantar dan kurang mendapatkan perhatian.
Kata kunci: proses pencapaian kebahagiaan, penyandang tuna daksa, pernikahan di bawah tangan
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.13057/wacana.v10i1.123
Copyright (c)
Jurnal Wacana
Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS)
Gedung D Fakultas Kedokteran
Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan, Jebres, Surakarta Jawa Tengah 57126
email : wacana@mail.uns.ac.id
Phone : 081326277762