STRATEGI KOPING PADA BIPOLAR YANG MENGALAMI PERCERAIAN (STUDI KASUS)
Abstract
STRATEGI KOPING PADA BIPOLAR YANG MENGALAMI PERCERAIAN (STUDI KASUS)
COPING STRATEGIES OF BIPOLAR ON THE DIVORCE EXPERIENCE (CASE STUDY)
Mursyid Robbani, Salmah Lilik, Arif Tri Seyanto
Program Studi Psikologi FakultasKedokteran
Universitas SebelasMaret
ABSTRAK
Strategi koping merupakan proses penyesuaian diri berupa perilaku dan pikiran internal berupa sumber daya, nilai-nilai yang dianut, dan komitmen sebagai upaya pertahanan diri dari tuntutan eksternal yang mengancam untuk memperoleh rasa aman dan menurunkan efek negatif yang ditimbulkan. Bipolar merupakan merupakan gangguan suasana perasaan atau mood yang ditandai dengan pergantian antara episode mania dengan episode depresi dalam waktu yang berbeda atau keduanya dalam waktu yang sama yang berpengaruh pada aktivitas sehari-hari berupa peningkatan atau penurunan energi yang signifikan.
Pada penelitian ini, seseorang yang mengalami gangguan bipolar menjadi salah satu kelompok yang rentan terhadap efek stres yang ditimbulkan karena kondisi mood yang tidak stabil ditambah dengan kurangnya dukungan yang diterima karena perceraian yang dialami.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi koping yang digunakan pada bipolar yang mengalami perceraian. Subjek penelitian ini berjumlah dua orang, yaitu pria dan wanita yang memiliki diagnosis bipolar tipe mania dan tidak memiliki gangguan lain, masih menjalani pengobatan dengan psikiater, serta memiliki riwayat perceraian dalam dua tahun terakhir. Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik bola salju (snowball sampling). Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode kualitatif dengan rancangan studi kasus. Pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah riwayat hidup, observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa kedua subjek memiliki latar belakang utama gangguan bipolar yang sama, yaitu karena kehilangan pasangan. Sementara alasan bercerai dari kedua subjek adalah karena kurangnya efektivitas komunikasi dan interaksi yang terjalin diantara keduanya menjadi pemicu terbesar dalam perceraian mereka. Untuk bertahan dengan kondisinya, kedua subjek menggunakan delapan bentuk koping dari dua jenis berupa problem-focused dan emotion-focused. Subjek wanita lebih dominan melakukan koping dengan cara problem-focused seperti berkonsultasi kepada psikiater, mengonsumsi obat secara rutin dan berbagi cerita dengan orang lain, sedangkan untuk subjek pria lebih memilih emotion-focused sebagai cara dominan untuk bertahan seperti berusaha mengontrol diri dari kejadian stresfull, dan berpikiran positif karena ingin melepaskan diri dari ketergantungan obat. Kedua subjek juga memiliki reaksi psikologis yang sama seperti berdamai dengan diri sendiri dan berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan YME.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.13057/wacana.v8i1.92
Copyright (c)
Jurnal Wacana
Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS)
Gedung D Fakultas Kedokteran
Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan, Jebres, Surakarta Jawa Tengah 57126
email : wacana@mail.uns.ac.id
Phone : 081326277762